“ Sajak Untuk Istri “
Begitu rindunya aku kepada istriku…
Dibawah etalase dan aroma belerang separuh jiwaku pergi…
Nafas ini mulai terasa tersengal-sengal,
berlari didalam lorong-lorong, got-got, dan diam dalam puing bekas peninggalan…
Nafas ini mulai terasa tersengal-sengal,
berlari didalam lorong-lorong, got-got, dan diam dalam puing bekas peninggalan…
lalu apa kesalahan lelaki sehingga anak dan istri harus menanggungnya?…
Begitu rindunya aku kepada istriku…
Sabar!.. Bersabar!… Sabar!… Bersabar!…
lalu menunggu!…
Rambutku mulai memutih dan mataku mulai tersa kabur,
lalu air matamu pun membatu…
lalu menunggu!…
Rambutku mulai memutih dan mataku mulai tersa kabur,
lalu air matamu pun membatu…
AKU CINTA KAU!….
Seperti pledoi para pengembara yang lelah mencari jalan untuk pulang…
Begitu rindunya aku kepada istriku…
Hingga letih badanku, bersujud di bawah etalase persimpangan….
Hingga letih badanku, bersujud di bawah etalase persimpangan….
0 komentar:
Posting Komentar